Halaman dua
Halaman dua.
Banyak hal yang tak bisa ku ceritakan lagi padamu. Semenjak kita tak lagi menjadi satu sama lain.
Misalnya, ketika ranting itu mulai tua dan memutih lalu patah. Atau ketika daun-daunnya mulai mengering dan tanggal satu persatu. Ia membiarkanku menatapnya dalam-dalam dan lama-lama.
Atau ketika segerombolan angin yang sering berlalu lalang di depan pohon itu. Hanya untuk berhembus sebentar saja, lalu pergi. Menyisakan hawa dingin, tanpa membalas dengan rasa hangat.
Mungkin, aku tak lagi berbicara perihal kenangan rutin yang sering bertamu padaku. Namun, aku berbicara tentang keheningan yang menguntitku dari belakang. Keheningan yang merasuk hebat ketika dadaku ternyata belum menerima kepergianmu seutuhnya.
Namun, bukankah ranting itu telah kering dan patah?
Lalu?
Komentar
Posting Komentar