Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017
Layaknya kisah yang seutuhnya kita serahkan pada Allah. Seharusnya begitu juga dengan rasa sabar dan syukur atas menjalaninya. Atas rasa pahit yang tidak terkendali. Atas rasa kecewa yang berkali-kali . Jalan ini sungguh masih panjang dan masih sangat jauh. Jalan ini jalan yang sedikit pengikutnya. Jalan ini penuh onak dan duri. Jalan ini banyak air matanya. Banyak penolakan, banyan ketidaksukaan. Tetapi apa yang membuat mereka tetap tersenyum dan bertahan wahai Allah?

Akan ada masanya

Akan ada masanya kau mengerti dan paham. Lalu tertegun atas kejadian yang selama ini mungkin sempat kau kutuki.  Atas takdir yang tak sesuai pilihan. Atas kenyataan yang tak sesuai harapan. Ternyata, semua itu hanyalah sedikit dari rangkaian cara-Nya mendidik kita. Mendidik rasa sabar, rasa syukur dan rasa bahwa, ternyata hidup ini memanglah bukan dalam kendali kita. Ada Allah yang menentukannya. Ada Allah yang menetapkannya. Maka, segala ikhtiar dan doa apapun yang kita lakukan dan panjatkan. Tetaplah berserah kepada Allah. Berserahlah, dengan sebaik-baik prasangka.
Setiap raut bahagia seseorang boleh jadi menyimpan seribu luka di dalamnya. Tidak ada yang tahu pasti bagaimana dan seperti apa luka itu. Tidak ada yang benar-benar paham berapa lama dan sampai kapan luka itu tersimpan. Sesekali ada sesak, sesekali ada senyap. Meski sebenarnya memori itu sudah cukup kuat untuk dihancurkan, namun apa daya ia tak pernah benar-benar hancur. Mungkin, memang selalu ada tempat terkhusus untuk ingatan pahit. Entah manusianya yang terpaksa menyimpan, atau memang Tuhan yang menyediakan; sebagai pelajaran.

Aku dan Hijrahku

Gambar
Andai saja hanya sebuah hasil yang menjadi tolak ukur suatu kebahagiaan. Maka hijrah ini takkan berarti apa-apa dalam perjalanan hidupku. Kala ejekan dan sindiran silih berganti berdengung di telinga. Membuat pertahanan ini ingin sekali ku runtuhkan. Kala lelah merajut amal yang kadang naik kadang turun. Membuat aku paham, bahwa jalan yang dilalui Rasul dan para sahabat ini bukanlah jalan gelak tawa lalu berbuah surga. Kau tahu bagaimana rasanya menjadi aku? Ketika iman dan penilaian manusia berkecamuk hebat di dalam dada. Kenapa orang-orang ini tidak bisa menerima? Karena pakaianku yang tidak modis lagi, atau karena aku sosok yang masih dekat dengan maksiat? Ah, bukankah segala sesuatu itu perlu perjuangan? Bukankah tidak dikatakan manusia itu beriman sebelum diberi ujian?  Kalau saja aku masih bergantung pada penilaian manusia, tentu lagi-lagi ku buat Allah kecewa. Muslimah, hijab itu kewajiban. Hijab itu bukan tentang siapa yang sudah baik, baru boleh memakainya. Seburuk apa

Kekuatan doa

Gambar
Doa itu akan melesat hebat menembus pintu langit ketika kita yakin akan pengabulannya. Kalau kita ragu-ragu, tidak percaya diri , pantas saja doa itu kekuatannya lemah. Toh, orang yang meminta saja tidak yakin akan permintaannya. Orang yang meminta saja tidak siap. Bagaimana mungkin doa itu menjadi sesuatu yang bisa dikabulkan untuknya. Sekecil apapun yang kita minta sama Allah, boleh jadi sukar mendapatkannya. Pun, sebaliknya. Permintaan sebesar dunia; mustahil, nggak mungkin menurut kita. Dengan sekejap mata bisa saja sekarang sudah ada dihadapan kita. Sebab itu, teruslah berdoa. Karena kita tak pernah tahu doa mana yang didahulukan pengabulannya. Selamat berdoa.