Setiap raut bahagia seseorang boleh jadi menyimpan seribu luka di dalamnya. Tidak ada yang tahu pasti bagaimana dan seperti apa luka itu. Tidak ada yang benar-benar paham berapa lama dan sampai kapan luka itu tersimpan.

Sesekali ada sesak, sesekali ada senyap.
Meski sebenarnya memori itu sudah cukup kuat untuk dihancurkan, namun apa daya ia tak pernah benar-benar hancur.

Mungkin, memang selalu ada tempat terkhusus untuk ingatan pahit. Entah manusianya yang terpaksa menyimpan, atau memang Tuhan yang menyediakan; sebagai pelajaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambisi

Mati

Menulis itu?