Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Tetang orang-orang yang memilih bertahan diantara banyaknya jalan untuk mundur dari dakwah

Saya sibuk kuliah. Berangkat pagi dan pulang sudah kesorean. "Kenapa rapat terus? Saya juga punya tugas kuliah yang segunung" "Saya izin dulu ya agenda sekarang. Ada urusan lain" "Mana mungkin bisa chatting akhwat yang lain, nggak punya waktu" Lalu jadi silent rider di grup. Tidak respon. Tidak ada kabar. Dan akhirnya menghilang dari jama'ah. Memilih mundur dari dakwah. Mudah saja jalannya. Pura-pura tidak tau dengan kondisi dakwah itu. Abaikan saja obrolan saudara kita di grup. Menutup mata dan telinga dengan perjuangan yang lainnya. Apakah kamu terlalu yakin bahwa dengan meninggalkan urusan Allah lalu urusan dirimu sendiri akan lebih mudah selesai? Atau bisa jadi, Allah akan mempersulitnya dengan membuat urusanmu itu tidak pernah selesai. Semakin banyak waktu yang kamu sediakan untuk dunia, semakin tidak pernah selesai kesediaan itu. Bertambah-tambah, bertumpuk, tidak pernah habis. Lalu kepalamu menjadi sakit. Dan akhirnya, kamu tidak pernah
Bahagianya ditegur sama Allah pagi ini. Mungkin ibadah yang udah mulai kendor itu nggak mau Allah biarin. Ya allah mona juga rindu ibadah yang dulu lagi :( mungkin udah terlalu lama hati mona keras, ngerasa biasa-biasa aja saat ngaji nggak kholas sehari. Padahal dulu :( Huft, padahal kalau kita ukur dari sudur pandang dunia sebemarnya biasa aja. Tapi entah kenapa kejadian tadi pagi itu bikin sedih banget. Sedih, pengen nangis, pengen nangis, pengen nangis. Udah lama juga kan nggak nangisin dosa? Ya allah ya rabbi, ya tuhanku. Betapa lemah sangat lemah terlalu lemahnya diri ini. Lemah banget. Nggak ada apa-apanya.
Kamu menjadi begitu lemah. Hanya karena mereka tidak percaya dengan kemanpuanmu

Kegajean kala itu

Udah lama nggak nulis. Udah lama nggak berbicara sama diri sendiri. Maaf yah, aku sok sibuk banget akhir-akhir ini. Setelah membaca postingan beberapa hari terakhir. Kok biasa aja ya. Nggak ada feelnya. Apa karena nulisnya cuma sekedar nulis? Hari ini lagi hujan. Kok jadi tambah mellow. Aku juga jarang baca buku sekarang. Dulu rasanya tiap pekan itu ada aja buku yang ditamatin. Sekarang? Susah untuk diungkapin. Hm.. Rindu kayak dulu lagi. Rindu nulis pake hati. Jadi saat aku endapin tulisan, aku baca beberapa hari setelah itu ada yang sampe nangis. Itu karena apa? Karena aku nulisnya pake hati. Kalau kamu? Rindu nggak baca tulisan aku yang kayak gitu? Atau kamu nggak pernah baca tulisan aku ya. Kan, aku jadi tambah sedih. Disini lagi hujan. Dan aku sedih.
Aku pernah gamang ketika diuji dengan perasaan itu. Dengan sederetan kisah yang seharusnya  belum pada waktunya. Bersyukur, Allah menegurku dengan cepat. Lalu memberikanku pilihan lain untuk bertumbuh lebih baik.
Kamu pernah bertahan diantara ketakutan-ketakutan. Merasa prinsip yang sedang kamu pegang selalu salah dimata orang lain. Belum lagi mimpi-mimpimu dianggap remeh begitu saja. Semuanya menekan.  Menganggap apa yang sedang kamu perjuangkan itu tidak ada artinya. Mereka salah. Mereka hanya bisa menilai tanpa tau proses pahit yang sudah kamu lewati.