Bahagianya ditegur sama Allah pagi ini. Mungkin ibadah yang udah mulai kendor itu nggak mau Allah biarin.
Ya allah mona juga rindu ibadah yang dulu lagi :( mungkin udah terlalu lama hati mona keras, ngerasa biasa-biasa aja saat ngaji nggak kholas sehari. Padahal dulu :(
Huft, padahal kalau kita ukur dari sudur pandang dunia sebemarnya biasa aja. Tapi entah kenapa kejadian tadi pagi itu bikin sedih banget. Sedih, pengen nangis, pengen nangis, pengen nangis. Udah lama juga kan nggak nangisin dosa?
Ya allah ya rabbi, ya tuhanku. Betapa lemah sangat lemah terlalu lemahnya diri ini. Lemah banget. Nggak ada apa-apanya.
Ambisi
Pagi ini dengan perasaan malas aku bangkit dari sepetak kasur yang baru kemaren sore ku temui. Memeriksa beberapa buku yang masih tergeletak pasrah sejak subuh tadi Hari ini, cerita baru kembali dimulai. Setelah selesai isitirahat beberapa waktunya, keluhnya. Orang-orang dengan ambisilah yang akan bertahan ditengah kerumunan masyarakat yang penuh drama ini. mereka punya keinginan. Sedangkan yang lain tidak. dengan keragaman cara orang-orang itu berkutat bersama segudang aktivitas. Memikirkannya saja lelah. Apalagi melakukannya. Setiap hari harus dikejar tumpukan tugas. Yah, seperti yang saya bilang tadi. Hanya orang-orang yang punya ambisilah yang akan bertahan dengan ditengah kerumunan masyarakat. Dengan guyonan khasnya “ seleksi alam selalu terjadi”. Begitulah. Tidak semua orang sanggup dengan hingar bingar dunia. Lihat saja siapa yang akan bertahan hingga ke garis akhir tidak pernah tertebak....
Komentar
Posting Komentar