Luka
Ada luka yang ingin kau semayamkan padaku. Gigil mendingin tanganku saat tahu bahwa ada hati lain sedang kau tuju. Dipersimpangan senja itu, kau pernah berteriak padaku. Berteriak atas perasaanmu. Ingatkah? Lalu, riuh angin tiba-tiba saja mengendapkan suaramu. Hingga aku tak mendengar semuanya dengan jelas. Yang kulihat hanya gerak-gerik bibirmu yang lebar. Berulang-ulang kau menyuruhku untuk tetap berdiri disini. Padahal hujan sudah mengguyurku terlalu deras. Aku sudah kuyup. Lagi-lagi aku menggigil. Segeralah berlari ke arahku. Atau aku harus menunggu hujan reda? Ternyata sebelum hujan itu reda, tubuhku sudah membeku kaku sekaligus perasaanku