Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Muhasabah diri.

Di ujung waktu yang tidak terhitung lagi. Orang-orang seringkali berfikir untuk kembali ke masa dulu. Masa dimana mereka masih bisa memperbaiki kesalahan yang tidak sengaja dilakukan. Masa dimana mereka masih boleh mennghapus penyesalan paling kecil hingga besar. Mengingat-ingat yang sudah berlalu memang membuat kita lebih sadar. Memang membuat kita harus menghirup napas panjang.Ternyata banyak sekali luka yang sudah terlewatkan. Ada yang telah sembuh. Ada yang belum. Peristiwa demi peristiwa kian rapi tercatat di memori kta. Ditengah malam yang sudah begitu larut. Saat orang-orang sudah tertidur dengan pulasnya. Terkadang kita sering menagis sendirian. Dalam hening sunyi itu, Allah terasa dekat sekali menyapa kita. "Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?" berulang-ulang Allah katakan dalam Al-qur'an. Betapa waktu ialah dari sekian banyak hal yang perlu kita renungi baik-baik keberadaanya. Keteledoran yang sering kita abaikan bukanlah hal yang pantas kita tertawakan

Menasehati diri sendiri

Kepada hati yang mudah rapuh lagi patah. Jangan sering tidak tahu arah. Jangan suka mendamba sosok yang belum pantas dalam waktunya. Jangan mencuri-curi prasangka disaat sendirian. Bahwa kau sudah jatuh hati pada sosok ini atau itu. Sehingga hati, pikiran dan imanmu bahkan kau biarkan terbengkalai karenanya. Hati itu susah sekali dinasehati kalau sudah berharap kepada manusia. Padahal kita sudah sama-sama tahu. Padahal kita sudah sama-sama belajar. Berharap kepada manusia itu semu. Berharap kepada manusia itu melelahkan. Sebab hanya rasa kecewa yang ia suguhkan. Hati manusia itu berbolak-balik adanya. Jangan terlalu serius menanggapi kebaikan laki-laki. Boleh jadi ia hanya sedang berbuat baik. Bukan sedang menggodamu. Atau sedang menyukaimu. Pandai-pandailah menata hati. Pandai-pandailah menjaga diri. Jangan biarkan ia berantakan. Jika hati sudah berantakan. Maka cekalah semuanya. Sudah ku katakan, hati itu mudah rapuh lagi patah. Jika hari ini sudah suka menabung dosa. Lalu bagai

Jalan dakwah.

Andai perjuangan ini mudah, pasti ramai yang menyertainya. Andai perjuangan ini singkat, pasti banyak yang istiqamah. Andai perjuangan ini menjanjikan kesenangan dunia pasti berbondong-bondong yang mengikutinya. Sayangnya tidak. Hakikat perjuangan bukanlah begitu. Turun naiknya. Sakit pedihnya. Umpama kemanisan yang tak terhingga. Karena apa? Karena surgalah balasannya. Kalau kita sering mengukur kebahagiaan kita dengan dunia, kita akan sering kecewa. Karena Allah menganggap dunia ini bahkan lebih ringan dari 11 sayap nyamuk. Kata Nabi shalallhu 'alaihi wa sallam "Seandainya dunia ini ada harganya pasti Allah tidak mau memberikan dunia sama orang yang tidak beriman. Berhubung dunia ini tidak ada nilainya. Allah berikan sama orang yang tidak beriman. Sedangkan yg bernilai, Allah simpan untuk orang yg beriman dan sabar". Subhanallah.
Hal yang layak dipertaruhkan dalam sebuah perjuangan adalah mencoba untuk gagal. Iya. Mencoba berarti memberi tempat pada hati untuk membuka peristiwa-peristiwa baru. Kita harus bersedia mengorbankan banyak hal. Waktu, hati, pikiran dan iman. Memang, kita tidak pernah tahu kegagalan yang keberapa yang membuat kita berhasil. Sehingga yang seharusnya kita perbuat hanyalah berusaha. Ada yang dengan mudahnya meraih apa yang diinginkan. Ada yang tidak. Dari mulai masuk sekolah, masuk perguruan tinggi negeri favorit, sampai di terima kerja dimana saja. Sedangkan di belahan bumi lainnya. Ada pula yang selalu berusaha, tapi harus gagal berkali-kali. Terkadang, mereka yang mudah mendapatkan apa yang diinginkan penasaran kapan ia gagal. Mereka ingin sekali merasakan bagaimana bangkit dari kegagalan berkali-kali. Sedangkan yang berkali-kali merasakan kegagalan selalu bertanya "Kapan aku berhasil?" Tapi pada akhirnya, pernah gagal atau tidak pernah gagal. Itu tidaklah masalah. Itul

April

Sebab ketika April, kau lebih sering bercengkrama dengan diri sendiri. Menikmati perasaan yang kau sebut kenangan. Membiarkannya ikut campur dengan tenang. ketika April, kau menjadi perempuan paling cengeng. Mudah meneteskan bulir yang kau namai air mata. Setiap kali kau menyekanya, setiap kali juga ia turun, dan selalu turun. Hari ini April datang lagi. Aku berharap, bahwa April bukan kutukan untukmu. Lalu,  perihal kenangan yang kau hambakan. Ku rasa itu terlalu berlebihan. Jangan-jangan kau salah memahami maksud Tuhan di dalamnya. Iya kan?