April

Sebab ketika April, kau lebih sering bercengkrama dengan diri sendiri. Menikmati perasaan yang kau sebut kenangan. Membiarkannya ikut campur dengan tenang.

ketika April, kau menjadi perempuan paling cengeng. Mudah meneteskan bulir yang kau namai air mata. Setiap kali kau menyekanya, setiap kali juga ia turun, dan selalu turun.

Hari ini April datang lagi. Aku berharap, bahwa April bukan kutukan untukmu. Lalu,  perihal kenangan yang kau hambakan. Ku rasa itu terlalu berlebihan.

Jangan-jangan kau salah memahami maksud Tuhan di dalamnya. Iya kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambisi

Mati

Menulis itu?