Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018
Nyatanya, jika kamu ingat-ingat lagi. Kekuatan yang selama ini buat kamu kuat dan bertahan hidup di muka bumi yang atmosfernya berubah-ubah setiap hari. Kadang bikin kamu bahagia , kadang bikin kamu sediiiiiiih banget . Kadang bikin ketawa, kadang bikin nangiiis sampai seharian. Kekuatan itu ternyata adalah doa yang malam itu kamu ucapkan begitu tulus. Nggak ada orang yang tahu betapa sesaknya dadamu hari itu. Lalu diam-diam kamu bangun tengah malam. Ambil wudhu, dan bersimpuh di hadapan-Nya. Malam itu kamu pasrahin semuanya sama Allah. Kamu mohon sama Allah buat angkat rasa kecewa itu dan cabut ke akar akarnya. Nggak tahu lagi mau ngadu ke siapa. Akhirnya kamu nyerah, dan ngadu sama Allah. Ngadunya nggak ngomong apa-apa. Cuma nangiiiiiiiisss. Dan kamu ngebayangin waktu-waktu yang udah berlalu. Ya allah, ternyata banyak banget hal sia-sia yang kamu lakuin. Saat itu kamu malu, selama ini keterlaluan banget ngejauhin Allah. Tapi ya gimana, cuma Allah yang mau dengar masalahmu ha

Barangkali

Barangkali, kamu hanya sedang tergesa-gesa mengartikan skenario hebat Allah hanya karena;kamu merasa perjalananmu begitu panjang dari yang lain. Hanya karena kamu merasa usahamu begitu rumit dari yang lain. Dan hanya karena pencapaianmu lebih sederhana dari yang lain. Tapi, bukankah karena perjalanan panjang itu membuatmu menjadi manusia yang lebih sabar? Bukankah karena usaha yang rumit itu membuatmu menjadi manusia yang lebih ikhlas? Pun dengan pencapaian sederhana itu membuatmu menjadi manusia yang lebih bersyukur? Lalu, skenario yang bagian mananya yang kamu khawatirkan?

Proses

Di saat beban itu terasa semakin berat, menumpuk, dan rasanya sudah sesak. Terkadang mau menyerah saja, berhenti, dan sembunyi dari semuanya. Berbalik arah dan memilih menjalani kehidupan seperti orang 'kebanyakan'. Di detik-detik itu-paling akhir-pertolongan Allah secara mendadak datang. Menopang segala beban dan kegelisahan itu. Eh, urusan yang 'ini' udah kelar aja. Eh, urusan yang 'itu' udah selesai juga. Eh, nggak kerasa udah rapat final aja untuk acara besok. Eh, tumpukan tugas tadi sudah dikumpul ke dosen. Dan seribu 'Eh' lainnya yang secara tidak sadar membuat kita begitu terheran;kok bisa ya? Barangkali di situlah maksud-Nya. Bahwa untuk sebuah 'akhir' biarlah itu jadi urusan Allah. Sedangkan kita, cukup menyelami proses. Menapakinya setapak demi setapak. Menyiapkan ruang-ruang kebaikan. Memberikan pintu-pintu kebermanfaatan bagi oran lain.  Belajar dan bertumbuh dengan proses itu. Jika nyatanya hari yang sudah terlewati tidak menambah