Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017
Kadang tidak semua orang paham dengan diri kita. Tawa yang ia perlihatkan, sesungguhnya ada kesedihan yang ia simpan. Semakin lama semakin dalam. Semakin lama semakin tak tertahankan. Banyak wajah yang ia tunjukkan. Namun, wajah itu tak benar-benar seperti itu. Ia terkadang berbalik 180 derajat.

Masa lalu

Ada yang tetap tinggal meski seringkali dilupakan. Ada yang manis sekali. Ada yang pahit. Ada yang bisa diambil pelajaran meski sudah jauh-jauh hari terjadi. Ada yang diam-diam masih menyimpannya rapat di lubuk hati. Begitulah masalalu. Punya jalan cerita dan endingnya masing-masing. Setiap orang tidak akan pernah sama. Meski terkadang ada yang bilang "oh, aku juga pernah ada kok diposisi kamu" Tapi itu nggak bakal sama. Nggak bakal. Karena Allah itu Maha Luar Biasa. Jadi setiap orang itu dikasih skenario yang nggak mungkin ada yang sama. Sebab kebutuhan dan keperluan diri seseorang itu juga pasti berbeda-beda.

Berprasangka baik

Berprasangka baik adalah satu dari sekian cara kita meyakini kebaikan Allah. Ditengah urusan-urusan dunia yang rasanya tidak pernah selesai. Allah menghadirkan ketenangan diantara itu. Meredakan rasa khawatir dan ketakutan kita. "Nanti saya harus bekerja dimana?" "Mau jadi apa kalau kuliah saya jurusan ini?" "Lulusan ini kan udah banyak?" Pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya menyebalkan . Namun, dari sana kita belajar yakin. Yakin kalau rezeki Allah itu nggak melulu soal h arta. Yakin kalau ridho Allah itu lebih dari apapun yang sedang kita tuju. Dari sekian banyak keresahan, menunjukkan betapa kita terlalu memiliki hati yang lemah. Padahal Allah kan udah bilang "Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku". Kalau kita mikirnya yang jelek terus tentang hidup kita, ya bakalan jelek kenyataannya. Tapi kalau kita mikir yang baik-baik aja, pasti kenyataannya juga baik-baik aja. Allah lho yang ngatur hidup kita. Dzat Yang Maha Sempurna. Yang Maha Penga

Edisi dinas

Berinteraksi setiap hari dengan pasien membuat saya harus lebih menyadari makna dari sebuah kesehatan. Memperhatikan mereka yang hanya bisa berbaring lemas ditempat tidur. Tidak bisa beraktifitas dengan bebas. Semua dibatasi. Bagi saya, pentingnya kesehatan disini bukan hanya menjaga pola makan. Bukan hanya istirahat yang cukup. Atau sekedar olahraga rutin. Tetapi lebih memaknai bahwa mengganggap penting kesehatan itu dengan mensyukuri apa yang sudah kita rasakan hari ini. Syukur terus sama Allah. Syukur terus sama Allah. Syukur terus sama Allah. Boleh jadi apa yang sedang kita jalani hari ini adalah sesuatu yang sangat orang lain inginkan. Kesehatan kita, misalnya.
Begitu mulia peran seorang perempuan. Sebab itu, carilah ilmu yang tidak pernah kita butuhkan sebelumnya. Carilah amal diwaktu-waktu yang tidak pernah terduga. Dan pupuklah iman, sekalipun disaat tersempitnya  . Karena kita adalah penentu dan ujung tombak generasi bangsa. Selamat berjuang dan kembali memulai semuanya dari awal untuk masa depan yang lebih baik.
Tidak ada yang salah dengan pengusahaan kebahagiaan diri sendiri. Itu mutlak penghargaan mulia tentunya, ketika kita bisa mengemasi keburukan kita dulu, untuk bahagia.  Apapun yang berjalan disekeliling kita ialah cermin. Tidak perlulah segala hal harus terjadi dikehidupan kita dulu, baru kita mau mengambil pelajaran. Kita tidak hidup seorang diri. Kita bisa belajar dari kehidupan orang lain. Entah dari keberhasilannya atau kegagalannya. Tatakala ada Allah, semoga apa-apa yang lemah selalu terkuatkan, apa-apa yang goyah kembali dieratkan.