Hukum Allah vs Hukum manusia
Syariat mungkin hadir bukan hanya sebagai pengatur. Tetapi juga sebagai rambu-rambu. Di mana ada hal-hal yang boleh kita lakukan, dan tidak boleh kita langgar. Rambu-rambu biasanya dijadikan rujukan atas sesuatu hal. Oh, kalau ini kamu lakukan berarti kamu salah. Kamu sudah melanggar rambu-rambu. Kamu berdosa. Dan kamu akan mendapatkan hukuman. Kita tahu bahwa hukuman di sini ialah balasan yang akan kita terima di akhirat nanti. Balasannya sesuai dengan besarnya dosa yang kita buat. Memang di dunia kita juga mengenal yang namanya hukuman. Tapi apakah hukuman manusia itu seadil Allah? Sudah jadi rahasia umum, kalau hukum itu tumpul ke atas dan runci ke bawah. Uang bisa membeli hukum manusia. Koruptor sekian milyar bisa berkeliaran ke mana saja dengan tenang. Sedangkan seseorang yang mencuri sendal jepit terpaksa harus masuk jeruji selama beberapa tahun. Bukankah itu aneh?