Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

10yearschallage

Dan tahun pun sudah berulang kali berganti. Tentu banyak yang sudah berubah dari dirimu. Bagaimana kamu mendefinisikan perasaan, menyikapi permasalahan, memandang diri sendiri dan kebaikan,  mengartikan mimpi dan perjuangan, memaknai kegagalan dan tujuan hidup, serta menentukan arah perjalanan. Mungkin sudah sangat berbeda dari 10 tahun yang lalu. Perasaan bukan lagi soal hubungan dengan lawan jenis, karena kamu tahu itu haram hukumnya. Perasaan adalah keluasan hati untuk saling memberi ruang kasih sayang sesama teman, sahabat dan saudara. Perasaan adalah value yang kamu bangun sendiri untuk dirimu. Kebaikan bukan hanya sekedar mudah menolong dan memberi. Kebaikan adalah belajar melawan keburukan diri sendiri. Egoisme, iri hati, rasa malas, curang, dendam dan seterusnya. Kebaikan adalah perjalanan menuju Allah yang tidak dapat ditakar parameternya. Perjuangan bukan lagi seremonial begadang setiap malam demi mencapai kesuksesan esok hari. Berambisius meraih ini dan itu. Perjuangan

Waktu

Setiap hari tanpa kamu sadari, ternyata banyak peristiwa datang silih berganti yang menunjukkan betapa lemahnya diri ini-sebagai manusia. Nyatanya manusia itu punya porsi dalam bergerak. Ada rambu-rambu yang tak boleh dilanggar. Ada batas sebagai hamba yang tidak boleh dilewati. Karena memang sejatinya tidak semua hal berada dalam kendali kita. Saat usia 17 tahun, saat di mana kamu mulai memikirkan yang namanya 'masa depan'. Kamu mulai menyusun rencana sedemikian rupa. Membuat plan A,  plan B, dan 1000 plan lainnya.Nanti saya akan kuliah di tempat itu, lulus dengan IPK sekian, bekerja, lalu menikah dengan seseorang yang disuka, punya anak sekian orang, membangun rumah, membuka usaha, pergi liburan, menua and happily ever after. Lalu, saat menginjak usia 20 tahun. Kamu mulai mengerti satu hal. Ternyata perjalanan hidupmu jauh melenceng dari semua rencana. Banyak hal yang terjadi dalam hidupmu tetapi tidak masuk ke dalam daftar planmu. Bahkan ada yang bertentangan dengan dirim

Orang-orang dalam perjalanan

Saya selalu percaya, bahwa setiap hari selalu memberika. Kesempatan yang batu Bahwa setiap perjalanan punya medan tempurnya masing-masing. Kamu nggak bisa memaksa seseorang merasakan medan tempurmu. Pun aku, tak bisa memaksamu merasakan medan tempurku. Saya selalu percaya bahwa orang-orang yang punya tujuan sama akan dipertemukan dalam perjalanan. Singkatnya, coba lihat orang-orang disekelilingmu. Kenapa kamu bisa dekat dengan mereka? Apa yang membuatmu mau menghabiskan waktu dengannya? Bukankah karena kalian punya defenisi kebahagiaan yang sama? Pun dengan defenisi kekecewaannya. Maka, seandainya kau sedang memperjuangkan kebaikan, insyaallah orang-orang di sekelikingmu pun sedang memperjuangkan hal yang sama. Yang ingin kukatakan,  janganlah merasa sendiri. Jangan merasa bahwa kebaikan itu begitu susah kau tebar hanya karena kau merasa sedang sendirian. Tidak. Kau tidak sendiri. Ada mereka yang siap memberikan ruang untukmu berkeluh kesah nantinya. Tenang saja. Semuanya ada di ta