Aku dan Hijrahku

Andai saja hanya sebuah hasil yang menjadi tolak ukur suatu kebahagiaan. Maka hijrah ini takkan berarti apa-apa dalam perjalanan hidupku.
Kala ejekan dan sindiran silih berganti berdengung di telinga. Membuat pertahanan ini ingin sekali ku runtuhkan.
Kala lelah merajut amal yang kadang naik kadang turun. Membuat aku paham, bahwa jalan yang dilalui Rasul dan para sahabat ini bukanlah jalan gelak tawa lalu berbuah surga.

Kau tahu bagaimana rasanya menjadi aku? Ketika iman dan penilaian manusia berkecamuk hebat di dalam dada.
Kenapa orang-orang ini tidak bisa menerima?
Karena pakaianku yang tidak modis lagi, atau karena aku sosok yang masih dekat dengan maksiat?

Ah, bukankah segala sesuatu itu perlu perjuangan? Bukankah tidak dikatakan manusia itu beriman sebelum diberi ujian?  Kalau saja aku masih bergantung pada penilaian manusia, tentu lagi-lagi ku buat Allah kecewa.

Muslimah, hijab itu kewajiban. Hijab itu bukan tentang siapa yang sudah baik, baru boleh memakainya. Seburuk apapun perangaimu tidaklah menjadi alasan kau boleh membiarkannya terbuka begitu saja.

Seberapa berharga dirimu, coba lihat sudah sejauh mana kau mau menutup auratmu❤

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI NOVEL RINDU-TERE LIYE

Kekuatan doa