Mati

Kalau mau membuka suatu forum, saya selalu senang mengawalinya dengan baca surat Al-Mulk ayat 2.

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."

Saya jadi ingat pertanyaan salah satu ustad disebuah kajian yang pernah saya ikuti. "Kenapa sih Allah bilang mati dulu baru hidup?"

Saya mencoba menjawab.
"karena kita harus mati dulu ustad, baru kita berada kekehidupan yang sebenarnya." Ustad itu tersenyum sambil mengangguk dua kali.
"Jawabannya sebenarnya apa ustad?" tanyaku tak sabar. Mata ustad memandang ke arah kami. Sorot mata itu seakan berbicara, ini berat kamu nggak akan kuat. Apalagi aku.

Kami semua terdiam.

"Kenapa Allah bilang mati dulu baru hidup? Karena kebanyakan manusia berlagak pura-pura lupa kalau setelah kematian itu ada kehidupan yang kekal. Sudah jadi rahasia umum, bukan? Dari kecil kita sudah dipahamkan atas itu. Baik dikeluarga, disekolah, dan masyarakat. Namun sekali lagi, manusia itu berlagak pura-pura lupa. Dia menjalani kehidupan seakan-akan dunia adalah segalanya. Makanya bagi kalian yang lagi dibuai dunia, baca lagi ayat ini." Jelas ustad itu dengan mata sedikit agak berkaca-kaca.

Tapi yang penting disini itu apa? Pengetahuan kita itu sampai ke hati kita. Ilmu yang sudah kita dapatkan itu dapat merembes ke perilaku kita. Bagaimana sebenarnya kita memaknai mati itu. Bertambah nggak iman kita sama ayat ini?
Hidup itu kayak ngontrak. Saat kita pulang kampung nanti, tentu kita membawa apa yang udah kita punya saat ngontrak tadi. Kalau kita tidak punya apa-apa. Berarti kita tidak akan membawa apa-apa. Pun sebaliknya.

Makanya, banyakin persiapan. Banyakin bekal. Banyakin amal. Ya, gitu deh kira-kira.