Pertanyaan akan perjalanan

Semakin bertambah usia, semakin kita sadar bahwa setiap orang sedang melewati fasenya masing-masing. Ada yang di usia sama sudah menyelesaikan pendidikannya, menikah atau bahkan sudah menikmati perannya bersama buah hati. Ada yang di usia yang sama sudah punya pekerjaan yang mapan, karir yang bagus atau bahkan menjadi CEO perusahaan besar.

Di sisi lain ada yang masih bertanya-tanya, who is that? Siapakah yang akan menjadi pasangannya? Atau ada yang masih berkutat dengan penelitian untuk selesai dari pendidikan.

Masih ada yang bertanya-tanya, when is happen? Kapan lamaran pekerjaannya diterima? Atau sekedar mampu berpenghasilan cukup untuknya sehari-hari. Lebih dalam lagi, ternyata masih banyak yang belum tahu who am i? Masih mencari-cari jati dirinya. Siapa aku? Siapa saya?

Tiap orang sudah punya zona waktu dan ruang. Kita memang tengah berjalan pada rute sendiri, menjalani masing-masing takdir yang sudah digariskan-Nya. Dan perjalanan itu memang tidak akan selalu sama. Berbeda caranya, waktunya, tempatnya dan prosesnya. Kenapa berbeda? Karena tiap-tiap diri itu Allah titipkan peran yang berbeda pula. Kenapa berbda? Karena tentunya, kita sedang dipersiapkan menjadi versi terbaik menurutNya.

Hidup itu sesungguhnya sederhana.Tanpa harus takut pada masa depan atau menyesali yang sudah berlalu. Tidak perlu galau terhadap apa yang belum tampak, tidak perlu merasa bersalah atas apa yang sudah terlewat. Kita, barangkali hanya perlu menikmati saat ini. Menikmati setiap hikmah atas perjalanan-perjalanan yang Allah tunjukkan, menikmati setiap makna atas peran-peran yang Allah berikan. Ketetapan-Nya memang selalu tak tertebak, tetapi Allah adalah sebaik-baik pengatur, bukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambisi

Mati

Menulis itu?