Mom-loveyou



                         
“Mama menolehlah sekejap padaku. Wahai lihatlah, aku yang sedang beriba hati ditengah gerimis kali ini”.
                “Mama menataplah lebih lama padaku. Wahai lihatlah, aku yang menagis tersedu di sudut kamar kecil dimalam yang sepi ini”.
                “Mama rangkulah aku selama mungkin. Wahai lihatlah,aku gemetar ketakutan ditengah hiruk pikuk hidup ini”.
                “Mama kecuplah aku selembut kapas itu. Wahai lihatlah, aku meringis kesakitan menatap kekecewaan dunia yang silih berganti diperkenalkan”.

Entah mengapa. Aku melihat seberkas cahaya memancar darimu. Sekilas ku lihat cahaya itu kian indah.Menyeruak sampai ke hulu hatiku. Yang tiada henti menitipkan kedamain kedalamnya.
Tangan yang selalu bekerja lebih lama dari yang lainnya. Ketegaran hati yang lebih kuat dari siapapun. Kelembutan jiwa yang lebih abadi. Mata yang lebih lama terpejam. Tubuh yang selalu menopang,yang seolah-olah tak pernah lelah..
segalanya selalu terjadi dengan batin yang suci. Yang kian terus kian berhenti sampai seulas senyum itu selalu kau hadirkan..
Tak ingin rasanya ku lukai semua itu. Tak ingin ku lukai senyum mu,Ma. Seorang makhluk yang diciptakan-Nya hadir di bumi. Bagai malaikat untuk anak-anaknya. Malaikat bagi sebuah keluarga.
Wahai doaakanlah anakmu ini. Kian cepat membanggakanmu. Bisa memuliakanmu seperti kau memuliakanku.
 Kian tangkas berusaha menggapai mimpi-mimpinya. Mempersembahkan bintang-bintang indah itu kepadamu.
Kian taqwa kepada-Nya. Supaya ALLAH senantiasa mencintai aku dan kau. Hamba-hamba-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambisi

Mati

Menulis itu?