#lia 3
Nyatanya,bagiku semua berbalik 180 derajat. Tak ada secuil pun kebahagiaan yang hinggap dikala hujan. Bagiku hujan adalah tangisan para peri langit yang sedang dihukum tuhan.
Atau setiap kali tuhan murka maka peri langit akan bersedih. Menghempaskan duka lara nya ke bumi. Tak kenal waktu, terkadang sehari,seminggu atau bahkan berbulan-bulan. Siapa yang peduli.
Rasa-rasanya, saat satu persatu titik hujan turun menghantam tanah. Saat itu hatiku juga ikut pula dihantam nya tanpa ampun. Sakit. Rintik-rintik nya yang terdengar indah bagi kalian. Terasa amat memekakkan untuk telingaku.
Sekujur tubuh ku dipenuhi memar. Seperti sehabis dipukuli khalayak ramai. Nyatanya ini semua karna kau,hujan! Darah ku terasa tak lagi mengalir. Tulangku ngilu. Tubuhku makin lama makin beku. Dingin? Tidak. Bukan dingin nya hujan yang membuat ku begini. Tapi keadaan saat gumpalan-gumpalan air itu menyentuh bumi. Itu mengerikan. Seluruh bumi basah. Seluruh bumi berair.
Hingga esok datang,aku masih seperti ini. Ditempat ini. Antara hidup dan mati
Komentar
Posting Komentar