Musuh atau malaikat
Sekuat tenaga isakan ini ku kendalikan,agar tak terdengar oleh siapapun di luar sana. Rasa-rasanya malam ini adalah malam terpajang sekaligus malam terberat bagiku. Hawa dingin malam ini terasa amat mencengkam dari biasanya. Pelupuk mata ku tak mau berhenti menumpahkan cairan ini. Maka malam ini ku putuskan menangis sejadi-jadinya "Sebentar lagi, ibu juga yang akan mengerjakan semuanya" ucap ibu malam itu saat aku sedang menyapu lantai rumah yang tidak terlalu kotor. Biasanya semua pekerjaan rumah memang ku lakukan di malam hari. Atau tidak ku selesaikan pagi-pagi sekali menjelang subuh. Tentu saja seperti itu. Dari pagi hingga sore aku berkutat di sekolah. Apalagi ini tahun ketiga ku di bangku SMA. Terhitung 14 hari sebelum keberangkatanku. Kata-kata itu seolah menjadi tanda tanya besar. Apakah ibu berat hati melepasku kini? Ah, tak mungkin ia ingin selamanya aku tinggal dirumah ini-menjadi tukang pembersih rumah-astagfirullah pikiranku terlalu naif. Baiklah biar aku m...