Rindu?

Aku sempat menitipkan rindu pada sebongkah pasir. Pasir yang ku temui senja itu.

Bukan aku tak mau membawa rindu pulang. Namun, ada sedikit kengerian terlintas dipikiranku. Jangan-jangan rindu hanya menyiksa seluruh aliran darah ku.

"Dia sudah tidak ada lagi". Jawab pasir mengagetkan ku.
Ia memejam,menunduk, sedikit menggeleng. Lalu mengambil posisi untuk berbalik arah dari ku.
"Kemana dia?" Tanyaku sekali lagi.
"Dia pergi selamanya" bisiknya ke daun telinga ku. Hawa panas nafasnya terasa sekali. Merinding.

"Bukankah rindu diciptakan memang menjadi bagian dari manusia?" aku mengernyitkan dahi. Mengulang-ngulang pertanyaan ku di dalam hati. Oh apakah salah.
Tak ada suara. Tak ada jawaban.

"Dasar manusia bingas. Ku beritahu sesuatu. Rindu memang ada untuk manusia, termasuk kau. Tapi, apakah kau tahu bahwa manusia seringkali tak sadar memperlakukan rindu seperti apa?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambisi

Mati

Menulis itu?