Benci

Kau boleh membenci ku sesuka.
Benci dengan raut wajahku saat melihatmu.
Aku sering mencuri-curi matamu untuk ku lukis pada selembar kertas kecil. Tanpa kau sadari, beberapa kali aku sudah melukisnya. Kau menyipit, kau terkejut, dan bentuk matamu yang paling ku suka ialah saat kau juga melihatku.

Benci dengan senyumku saat merinduimu.
Saat tengah malam, kau sering terjaga bukan? Karena hp mu selalu berdering karena ku hubungi. Entah rindu ini seperti apa. Aku benar-benar dipaksa untuk mengingat mu.

Benci akan tawaku yang terlalu sering kau dengar.
Aku selalu menyiapkan satu waktu setiap hari untuk kau menyimak tawaku.

Benci saat marahku yang tiba-tiba meledak. Yang terkadang membuatmu jengkel. Tapi tetap saja kau merayuku.

Dan,
Benci saat aku bilang bahwa aku menyukaimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambisi

Mati

Menulis itu?