Prolog.

Mungkin, aku hanyalah kumpulan cerita yang bertumpuk pada rak-rak bukumu.
Yang hanya tinggal untuk beberapa saat. Bukan jadi penguat atau penghambat

Mungkin, aku hanyalah kosong. Tanpa punya arti apa-apa. Tanda punya tanda tanya maupun titik koma. Tanpa ada tulisan. Tanpa ada coretan.

Aku yakin, Tuhan  tidak sedang membuat lelucon pada kita. 

Saat tangan Tuhan berbicara. Kitalah yang harus bungkam . Hanya perlu merekam. Setiap kejadian yang baik bahkan pelik yang suka sekali menjadi dendam.

Dipertemukan kembali denganmu adalah hal yang sulit ku percaya. Bahkan, ditempat yang seharusnya itu tak mungkin terjadi. Namun itu terjadi. Ah, takdir macam apa ini?

Sekali lagi. Aku yakin, Tuhan tidak sedang membuat lelucon pada kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambisi

Mati

Menulis itu?