Amanah

Malam ini sebagian tubuhku lemas dan minta dibaringkan. Seharian ini rasanya berat sekali. Ada beberapa hal yang sebenarnya cukup menyita pikiran. Namun, alhamdulillah Allah rasanya selalu memberi kekuatan.

Jadi teringat tahun lalu saat diberi amanah sama Allah untuk disibukkan di jalan dakwah. Rasanya rindu sekali. Memang ya, saat kita tidak sedang disibukkan dengan umat maka kita akan disibukkan dengan diri sendiri. Nggak tau kenapa ada aja masalah. Lebih mudah marah, soudzon, nggak sabaran, dan lain sebagainya.

Tiba-tiba handphoneku berdering. Sebuah  whatssap masuk dari salah seorang kakak.

"Maka kesempatan untuk berkontribusi lebih di jalan dakwah ini adalah cara terbaik. Ya, cara terbaik Allah SWT dalam menjaga kita. Bukankah tidak asing lagi sebuah nasehat, “jika bukan karena disibukkan dalam beramal kebaikan, maka bersiaplah lalai dalam kubangan keburukan nan membawa nestapa”.

Pesan itu aku baca berkali-kali. APA? Amanah ini masih dipercayakan Allah untukku. Rasanya tidak percaya. Dadaku sedikit sesak sebenarnya. Sedih, mendapati diri ini masih banyak kurangnya.
Tapi aku bersyukur berada di jalan ini, seperti yang dikatakan tadi bahwa jalan ini adalah cara terbaik Allah untuk menjagaku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambisi

Mati

Menulis itu?