Sebuah Tubuh
Kemanapun kamu pergi, ingatlah kemana kaki itu diajak melangkah. Jalan mana yang hendak kau susuri. Dan apa yang menjadi tempat tujuan.
Apapun yang kau lakukan, ingatlah untuk apa tanganmu kau gunakan. Mendzalimi orang, atau untuk membantu orang lain dengan sepenuh hati.
Lalu, bicaralah penuh lemah lembut. Karena sesungguhnya Allah menyukai kelemah lembutan. Saat Fir’aun sudah sampai pada puncak ketaghutan dengan mengatakan, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi,” maka Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkannya dan mendakwahinya seraya berpesan,
اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. Thaahaa: 44)
Dan pada akhirnya, peliharalah hati yang lapang. Isi dengan Al-qur'an dan dzikir. Ketahuilah bahwa akhlak terbiasa menjadi cermin dari hati kita.
Komentar
Posting Komentar