Menyendiri

Setiap orang butuh waktu untuk menyendiri.

Sesekali mengingat pengalaman pahit itu. Biar tahu, ternyata kita pernah berada diposisi demikian. Posisi paling menjengkelkan, mungkin. Kalaupun nyatanya hingga hari ini pengalaman pahit itu tak kunjung hilang. Biarkan ia menetap beberapa saat lagi. Jangan terlalu sering mengusiknya.

Menyendiri, memutar segala memori tentang banyak hal yang sudah dilewati
Berat, sangat berat. Peristiwa itu banyak sekali. Satu-persatu dikumpulkan dalam sebuah kotak. Manatahu dimasa depan kelak aku butuh menengoknya kembali. Jauh, setelah hari ini.

Setiap orang butuh waktu untuk menyendiri.

Berbincang, berkeluh-kesah, mengadu dengan jiwanya sendiri. Bukan dengan orang lain. Kau pernah mencobanya? Beberapa kali disaat subuh, hening, butuh ketenangan. Lalu kau mulai membuka mulut. Membeberkan segala hal yang kau alami hari ini, dengan jiwamu sendiri.

Menyendiri, membiarkan kesalahan-kesalahan itu menguap bersama waktu. Ditelan oleh kesibukan. Lalu bebas terlupakan. Kalaupun harus diperbaiki, perlahan saja. Jangan tergesa-gesa. Itu merumitkan. Menggelikan, dan memuakkan.

Sekali lagi, setiap orang butuh waktu untuk menyendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambisi

Mati

Menulis itu?