Dua kosong

Aku selalu khawatir bagaimana memaknai angka 20 ini. Momen pertambahan usia adalah peristiwa yang selalu kurenungi. Karena sejatinya, waktuku di dunia sudah semakin berkurang. Sedangkan amal dan imanku tak juga kunjung bertambah.

Seperempat abad?
Untuk apa saja kuhabiskan usia 20 tahun ini? Sudah sebermanfaat apa?
Apa saja karya yang sudah kutorehkan?
Deretan pertanyaan yang mengerikan.

Sungguh Allah, umur adalah amanah yang sangat berat bagiku. Jika kelak engkau tanya, aku habiskan untuk apa saja 20 tahun ini? Akankah aku mampu menjawab pertanyaan itu. 

Menjalani hidup itu emang nggak bisa gitu-gitu aja. Keberhasilan satu, dua, tiga dan lainnya hanyalah sebagai refleksi diri. Bahwa tidak ada yang bisa kita banggakan atas diri yang bahkan bukan milik kita sendiri.
Kita terlalu cupu kalau ngejalanin hidup cuma mau senang-senang doang. Cuma mau dikabulin doa, tanpa mau menjalani prosesnya.

Ya, 20 tahun ini proses yang luar biasa. Dan masih ada tahun-tahun selajutnya yang penuh kejutan, entah seperti apa, entah bagaimana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambisi

Mati

Menulis itu?