Jika setinya Allah

Jika sejatinya Allah selalu memberikanmu ampunan setiap hari, lantas apa yang membuatmu begitu ragu untuk memperbaiki diri? Perbuatanmu dipengaruhi banyak hal, diantaranya adalah nafsu dan godaan setan. Kamu bisa saja mengulangi kesalahan yang sama berkali-kali. Bahkan saat kamu telah berjanji akan meniggalkan dosa itu, toh kenyataannya kamu mengingkarinya. Lalu, apakah saat itu Allah meninggalkanmu? Tidak, Allah selalu ingin kamu untuk kembali mendekat.

Jika sejatinya doa-doa yang kamu langitkan itu pasti dikabulkan oleh-Nya, lantas apa yang membuatmu begitu cepat putus asa? Bahkan sekecil apapun ikhtiarmu, Allah pasti mencatatnya sebagai amal kebaikan. Tidak ada balasan yang lebih baik selain apa yang Allah berikan pada hamba-Nya. Yang perlu kamu lakukan hanyalah mempercayainya.

Jika sejatinya kamu tahu bahwa ketetapan Allah untukmu itu adalah yang terbaik, lantas mengapa kamu begitu khawatir dengan apa yang sedang kamu hadapi hari ini? Boleh jadi inilah hakikat kebahagiaan yang kamu butuhkan sebenarnya. Bukan dari pencapaian-pencapaian duniawi yang sudah kamu rancang jauh-jauh hari. Tetapi cukup dengan selalu diluaskan hati untuk menerima segala takdir-Nya. Sesungguhnya manusia tidak tahu apa-apa Dan tidak berhak mengatur apapun dalam hidupnya, kecuali mengembalikan semuanya pada Allah.

Wahai Allah, apakah yang sedang aku jalani hari ini akan membuatku lebih baik? Akan membuatku semakin dekat denganmu?
Jika iya, aku rela Ya Allah, aku rela. Genggamlah ruhku atas qodar yang memang semestinya untuk menuju tangga surga-Mu. Karena sesungguhnya aku belum pernah kecewa berdoa kepadamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambisi

Mati

Menulis itu?