"Saya saja sudah S2, rasanya masih belum cukup ilmu menjadi seorang ibu. Walaupun anak saya sudah 3."

Semua dimulai dari perkataan itu.

Hari ini, perempuan sedang ditimpa musibah yang sangat halus tapi mematikan. Tujuan mereka agar perempuan-perempuan islam tak lagi memberikan peradaban yang baik.

Pertama, jauhkan ibu dari rumahnya
Kedua, alihkan fokus perempuan akan perannya

Untuk poin pertama,

Saat dinas, sebenarnya buanyak sekali ketemu case case yg mmprihatinkan. Mona sebutkan beberapa yah.

"R" usia 11 tahun dtg ke puskesmas mengeluh demam dg keadaan kaki luka. Setelah diperiksa trnyta luka di kaki si anak sudah infeksi, dan hal tersebut yg menybbkan dia demam. Si anak tatapannya kosong, tidak ada ekspresi, ditanya tidak bisa mnjwb.
"Ibunya kemana?"
"Ibunya bekerja. Pulangnya selalu malam." Jawab neneknya yg saat itu mengantarkannya berobat.

Kasus kedua,
Seorang ibu dtg dg anak perempuan usia 5th. Ibu blg anakny mengalami pelecehan oleh anak tetangganya sendiri yg baru menginjak kls 6 sd.
"Kenapa bisa terjadi bu?"
"Saya menitipkan anak saya kepada dia karena saya bekerja."

Kalau mona tarik ke belakang lg, khususny untuk mona sendiri. Sudah berapa lama mona menuntut ilmu untuk mempersiapkan diri jadi seorang ibu? Mana yang lebih lama dari belajar fisika kimia?
Terkadang bbrpa dari kita banyak yg masih alergi jika menyinggung masalah ini. Dengan dalih "masih lama"
Padahal nantinya menjadi ibu adalah tempat pengabdian kita seumur hidup. Tapi kok ya persiapannya nggak ada?
Dan mona pun baru sadar skrg wkwkw

Coba ingat-ingat lagi, sekarang fokus kita kemana? Adakah kita sudah mulai berpikir utk mempersiapkan diri mnjdi seorang ibu?

Ada 3 aspek yg setidakny mulai kita persiapkan dlm diri kita:
1. Ilmu agama

Ini mah nggak perlu dibahas. Setiap org psti pengen punya anak yg soleh. Pasti ingin mendidik anaknya dg sebaik-baik pendidikan yaitu dengan ilmu agama

2. Fitrah

Tentang pendidikan kebundaan dan fitrah perempuan (mengasah kekuatan tersembunyi berupa; rasa, intuisi, kepekaan, firasat, kelembutan, cinta, kasih sayang, pengorbanan ketulusan)

3. Kesehatan

Semuanya sepakat bahwa sebanyak apapun uang, setinggi apapun karir, secantik apapun fisik kita kalau lah sakit tak ada gunanya.

Mona ingin sedikit mengulas poin ketiga, dan menyempitkannya ke kesehatan reproduksi karena cukup menarik saat bljr di kelas wkwk

Kespro dipengaruhi oleh 3 faktor;  gizi, pendidikan, masalah lingkungan dan pekerjaan.

Pembahasanny mona sempitkan lagi pada pengaruh gizi terhadap kesehatan reproduksi seseorang,  khususnya perempuan yg nantinya akan mengalami fase hamil dan melahirkan.

Ada 5 masalah gizi yg pling sering trjadi pada remaja; gizi kurang, obesitas, anemia, anoreksia nervosa, bulimia.

Gizi kurang-> ibu KEK-> resiko BBLR, prematur, kematian, stunting, dll

Fyi, tinggi org indonesia kurang dari 12,5cm utk laki-laki 9,8 cm utk perempuan mnrut standar WHO.

Slnjutnya anemia. Kadang kita nggak ngeh sama Hb sndiri. Pdhal anemia cukup mnjdi faktor resiko yg mengerikan.

Ketika hamil secra fisiologis darah akan mengalami hemodilusi. Sehingga trjadi penurunan Hb. Jadi kalau dari skrg udah anemia, pas hamil bakal makin anemia.

Kebayang nggak hamilnya dan anak yg dikandungnya akan seperti apa? Dengan ibu yg anemia gimama sih anaknya? Tentu anemia juga. Kalau anaknya dari dalam kandungan sudah anemia gimana?  Belum lagi nanti komplikasi komplikasi yg akan trjdi saat hamil, persalian, nifas.
Kalau anemia saat hamil itu akan lebih mual, lebih lemah, lebih lesu, lebih lebih sehingga yg lebih kurang itu semuanya bersiergi kan?
Akhirnya, hamilnya bermasalah, perdarahan, begitu melahirkan bermasalah lg, post partum bermasalah lg, sudah lahir BBLR lagi, begitu balita stunting lagi.

Nah, begitulah yg terjadi kalau dari remajanya tidak kita persiapkan dari segi reproduksi. Artinya apa? Dia nggak akan siap sama reproduksi sehat. Karena kan mau jadi ibu yang akan melahirkan remaja berikutnya.

Mungkin anak yg ibunya sewaktu remaja itu memperhatikan dirinya, belajar, punya pemahaman yg cukup sehingga punya pengetahuan yg bagus sampai di tahap menikah maka dia akan mempersiapkan semuanya.

Kalau kata dosen mona, gimana kita mempersiapkan diri dulu, udah oke, baru bisa siap utk hamil dan mlhirkan anak yg sehat. Karena kalau didirinya belum cukup terus gimama mau memberikan ke bayinya slama hamil?

Next, kita ulas sedikit poin 2 soal fitrah.
Mona bakal bagiin beberapa poin yg mona catat saat ikut bljr parenting.

Jangan anak melakukan sesuatu untuk menyenangkan orang lain -> nanti konsep diri nggak dapat

Kalau anak suka bohong, tanoa sadar karena orang tuanya suka bohong
"Nanti bunda pulang jam 4 ya nak. "
Eh ternyata bundanya pulang saat anak sudah tidur.

Anak itu butuh tangki cinta -> butuh figur

Ajarkan anak-anak dengan adab dan aqidah yg kuat

Jangan main fisik, karena dapat mematikan sel otak

Jangan paksa anak menjadi apa yg kita mau, biarkan mereka memutuskan akan jadi apa.

Terus kamu sebagai seorang perempuan sudah cukupkah ilmumu tentang dirimu sendiri dan fitrahmu sebagai seorang perempuan?

Mau tahu jawabannya?
Geseeeeer

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambisi

Mati

Menulis itu?