Bersepakat dengan diri sendiri
Mau tidak mau, dalam perjalanan ini tidak hanya hal-hal menyenangkan yang akan kita temui. Sebagaimana Alah menciptakan dunia ini seimbang. Keburukan dengan kebaikannya, kejelekkan dengan kecantikannya, serta kesulitan dengan kemudahannya. Sudah sunnatullahnya seperti itu.
Hari-hari yang akan kita lalui akan semakin panjang dan melelahkan. Setelah tamat jadi siswa, akan menjalani peran baru sebagai mahasiswa. Setelah tamat jadi mahasiswa, akan menjalani peran baru pasca kampus. Entah peran sebagai mahasiswa lagi, karyawan kantor, pegawai negeri, seorang freelance, atau memutuskan menjadi seorang istri/suami. Peran-peran itu sama mulianya. Tidak ada yang lebih baik atau buruk.
Waktu yang bergulir memang mempertemukan peran sepaket dengan tanggung jawabnya. Oleh sebab itu, kita tidak bisa asal-asalan memilih peran. Harus bisa mengukur, sudah sebesar besar upaya kita untuk berani mengemban tanggung jawabnya? Berani ditempa dengan masalah baru;kejadian baru.
Pasti akan lebih capek, lebih lama, lebih berat dan segala ketidaksesuaian yang mungkin akan menjadi ruang belajar kita.
Serta keputusan-keputusan besar yang akan kita lakukan. Seperti keputusan untuk yakin seutuhnya sama Allah. Sabar seutuhnya dengan proses diberi Allah. Sebab dengan itu semua, semoga kita bisa mendewasa dengan versi terbaik yang Allah titipkan.
Maka, banyaklah berdialog dengan dirimu sendiri. Buatlah kesepakatan-kesepakatan yang membuat kamu dan dirimu akhirnya kuat. Sepakat untuk tidak lagi bersandar pada hal yang rapuh (manusia). Sepakat untuk menjadikan hikmah sebagai pijakan langkah selanjutnya. Dan sepakat untuk terus berpegang teguh sama syariat Allah. Yakinkan bahwa ke depan sana, semua ini memang tidak akan mudah. Tapi.. Kita ada Allah Yang Maha Hebat. Tidak apa-apa terjatuh, kesakitan dan menangis. Lagi-lagi, kita hanya butuh Allah untuk memulihkan itu semua.
Komentar
Posting Komentar