Tentang Perasaan
Jika hari ini jiwa kita terlalu terkuras dengan ujian perasaan, semoga sebentar lagi Allah berikan kita kemudahan untuk melepaskan perasaan itu dengan utuh hanya untuk Allah. Karena kita tahu bahwa konsekuensi mengisi hati pada selain Allah pasti menyesakkan, pasti menyakitkan-yang sebagai sesuatu yang lemah-kita tidak akan pernah sanggup menyelesaikan ujian itu hanya dengan mengandalkan kekuatan kita.
Suatu hari nanti, entah di waktu yang kapan, kita akhirnya pasti akan paham bahwa perasaan itu adalah sesuatu yang sangat suci;terjaga. Tidak bisa pada sembarang orang kita ucapkan, pun tidak bisa dengan cara-cara yang tidak benar. Ia bertempat, ia punya waktu, ia harus dilakukan secara sakral.
Daun sehelai yang gugur saja tak luput dari pengawasan-Nya. Apalagi untuk sebuah perasaan pada seseorang? Tentu saja semua itu bukanlah sebuah kebetulan. Tenanglah hati. Allah pasti tahu bagaimana kalutnya kamu menahan agar gejolak ini tetap tenang, tersimpan dan tumbuh dengan diam. Allah pasti mengerti bagaimana cemasnya kamu, bagaimana khawatirnya kamu harus menanggung usaha itu sendirian.
Usaha untuk membiarkan perasaan itu cukup menjelma dalam bentuk doa-doa di sepertiga malam. Hingga doa-doa itu menggetarkan arsy Allah setiap kali ia mengetuk pintu langit. Memang, kita tidak pernah tahu dengan siapa kita dipertemukan dan dengan siapa kita disatukan. Bahkan dengan cara-cara yang tidak kita mengerti.
Maka biarlah perasaan itu tetap tersembunyi. Tak pernah mengharap 'bersama' ketika 'saling merasakan' melainkan sebelum dua insan itu sama-sama siap.Aku disibukkan. Kau pun mungkin juga tengah tenggelam dengan seluruh urusanmu. Hingga pelan-pelan semua gemuruh itu luruh, menguap bersama angin.
Lagi-lagi kita memang harus saling menyibukkan diri. Sibuk berbenah, sibuk menuntaskan tanggung jawab kita masing-masing. Agar tak semakin banyak harapan dan khayalan yang melemahkan dan memaklumi diri sendiri.
Sampai kapan? Entahlah.
Komentar
Posting Komentar