Fase bertumbuh yang baru
Dulu, pernah berada di fase hopeless sama diri sendiri. "Ya Allah, kok mona banyak kurangnya sih?"
Pemalu, penakut, panikan, terburu-buru. Padahal buanyak banget yg mau dilakuin, tapi terjebak sama pikiran sendiri.
Sampai Allah bilang "Kamu bisa.. Kamu bisa.." hingga Allah takdirkan di tempat yang rasanya tuh nggak mungkin banget bisa survive di sana.
Mulai dari masuk kebidanan yang mau ndak mau harus bisa ngomong sama orang banyak, harus jadi orang berani, harus tenang. Nggak hanya sampai di sana, Allah sibukkan sama berbagai organisasi, lagi-lagi mesti out of comfort zone. Disuruh ngurusin A, B, C sama Allah. "Ya Allah, gimana caranya mona ngejalanin ini semua?"
Dan memang, semua teori yang mona buat sendiri itu terbantahkan. Banyak proses yang sengaja Allah kasih buat jadi ruang bertumbuh mona. Hingga lahirlah diri mona yang sekarang-yang semoga lebih baik dari sebelumnya.
Oke, yang ini sudah kan mona? Mona ndak selemah yang mona pikirkan, bukan?
Sebagaimana hidup hanyalah perpindahan dari satu takdir ke takdir berikutnya, sekarang Allah bilang "Saatnya ke ruang bertumbuh yang baru yaa.."
Waktu bergulir begitu cepat, hingga ndak sadar dua sosok di foto ini sudah berubah. Seperti orang tua yang sibuk bekerja hingga tidak menyadari tumbuh kembang anaknya, eh sudah 5 tahun saja, sudah bisa jalan, makan sendiri, dan lainnya. Pun dengan seorang anak yang tidak membersamai orang tua yang sudah mulai menua. Rambutnya sudah memutih, tulangnya sudah mulai ringkih dan melemah. Dan senyum yang selebar ini kapan terakhir kali mona lihat? Astagfirullah..
Akhirnya Allah bilang, "Lepas satu persatu kesibukanmu. Lepaskan..Ini ruang bertumbuhmu yang baru.."
Allahu..
Komentar
Posting Komentar