RESENSI NOVEL RINDU-TERE LIYE



apalah arti sebuah kerinduan”
Judul
:
Rindu
Penulis
:
Tere Liye
Editor
:
Andriyati
Penerbit
:
Republika
ISBN
:
978-602-8997-904
Jumlah halaman
:
ii + 544 halaman
Terbit
:
Oktober 2014



Rindu. Kata itulah yang tertoreh menjadi judul novel ke-20 karangan tere liye ini. Singkat,namun dalam maknanya. Seorang pemuda asal palembang yang lahir pada tanggal 21 mei 1979 ini selalu mampu menghadirkan karya-karya terbaik setiap tahunnya. Bahkan ada beberapa novel nya yang diangkat ke layar lebar. Seperti “Hafalan sholat delisa”, “Bidadari-bidardari surga”.

          novel RINDU dirilis tahun 2014. Dalam setiap novelnya, tere liye selalu menyuguhkan tema yang berbeda. Tere liye selalu bisa mencungkil hal-hal istimewa dari kehidupan yang tidak menarik perhatian. Dan tema yang diangkatnya  kali ini memang tidak biasa. Novel ini menceritakan tentang perjalanan panjang jamaah haji Indonesia tahun 1938. Tentang kapal uap Blitar Holland. Tentang sejarah nusantara. Ini nadalah kisah yang memilukan. Tentang kebencian kepada seseorang yang seharusnya disayangi. Tentang kehilangan kekasih hati. Tentang cinta sejati. Tentang kemunafikan. Lima kisah dalam sebuah perjalanan panjang dalam kerinduan. Daeng andipati,anna,bundo upe,ahmad karaeng,ambo uleng,ruben,dan kapten philips. Itulah beberapa tokoh yang ada dalam novel ini. Mereka dipertemukan di kapal itu. Mereka mengira perjalanan itu akan meghapus memorinya tentang masa lalu yang memberikan keperihan. Nihil. Faktanya, masa lalu itu akan selalu menjadi bagian dari hidupnya. Di tempat itulah mereka sadar bahwa masa lalu seharusnya tak dilupakan. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Dengan kau menerimanya, perlahan-lahan dia akan memudar sendiri. Disiram oleh waktu, dipoles oleh kenangan baru yang lebih bahagia.


Gaya kepenulisan novel rindu terbilang sederhana. Menyisipkan beberapa bahasa belanda. Yang meski tidak disertakan artinya, pembaca terbantu memahami maksud kalimat dengan deskripsi yang ditulis Tere Liye. Dengan kalimat-kalimatnya yang disusun sangat apik.  Membuat  setiap penyelesaian akan konflik yang ada, memberikan jawaban yang sangat mendamaikan. Sehingga siapapun pembaca yang mengalami hal serupa, bisa mengambil sikap terbaiknya. Seperti biasa, cara Tere Liye selalu menyisipkan pesan-pesan pencerahan dengan sederhana, tidak menggurui. Namun tepat sasaran.


Ditulis dengan alur maju,memudahkan si pembaca mengerti cerita demi cerita yang disuguhkan. Sayangnya, dengan tebal buku 546 halaman ini, konflik-konflik yang disajikan hanya terletak di lebih dari setengah halamannya. Itu bisa menjadi pemicu kebosanan si pembaca.
 Latar yang digunakan sangat jelas, si pembaca  tidak perlu meraba-raba kapan dan di mana peristiwa tersebut terjadi baik latar tempat, suasana,dan waktunya. Novel ini semakin berbobot dengan cuplikan sejarah di beberapa daerah yang dijadikan setting. kita seolah-olah bisa merasakan suasana kota Surabaya zaman lampau. Berjalan-jalan di kota Banten, menyaksikan orang-orang pribumi berbaur dengan orang Belanda. Termasuk merasakan suasana kota Kolombo, berkeliling menaiki kereta sapi.


Dengan penokohan yang terdiri dari berbagai etnis, membuat daya tarik tersendiri akan novel ini. Melalui dialog antar tokoh,cara penuturan kata, maupun tingkah laku yang sering ditunjukkan membuat si pengarang berhasil mendiskripsikan masing-masing tabiat dari tokoh  secara jelas. Namun demikian, secara fisik pengarang tidak memberikan penggambarannya,sehingga si pembaca hanya akan menerka-nerka perawakan para tokoh dengan imajinasinya sendiri.
Ungu lembut yang menjadi warna cover oleh novel ini. Membuat novel ini nampak anggun. Memberikan kesejukan tersendiri bagi mata yang melihatnya. Kian serasi dengan satu kata yang tertera diatasnya. RINDU .


            Novel ini bisa dibaca oleh semua lapisan masyarakat. Baik remaja maupun dewasa. Karena setiap kisah yang dikutip oleh novel ini memberikan banyak pelajaran pada kita. Agar kita lebih bisa menghargai kehidupan. Dan tak pernah mengganggap masa lalu itu sebagai mimpi buruk.

 ~selamat membaca novelnya~

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Hijrahku

Kekuatan doa